Kamis, 31 Desember 2009

SMA Negeri 1 Pilangkenceng Kabupaten Madiun

Punya Program Ganda untuk Siswa
UMUR 10 tahun itu, kalo seukuran bocah, masih kelas 4 SD (sekolah dasar). Tapi, SMAN 1 Pilangkenceng (Smapi) Madiun yang tahun ini genap merayakan satu dasawarsanya, udah berpikiran jauh. Bagaimana tidak? Sekolah ini berani menyodorkan pilihan ke siswa-siswinya. ‘’Ada dua tawaran. Mau melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja setelah lulus,’’ kata Pak Agus Supriyanto, Kepala Smapi.

Pak Agus mengaku tahu diri. Coz, emang nggak banyak lulusan Smapi yang nerusin ke perguruan tinggi. Pihak sekolah akhirnya nyiapin program ganda. Yang ingin kuliah digenjot pengetahuan akademiknya. Sedang yang nanti mau masuk ke bursa kerja, bisa ikut pelatihan kerja. ’Tidak perlu khawatir, sekolah yang menyediakan pelatihan kerja,’’ terang Pak Kepsek yang suka nonton pagelaran wayang kulit ini.

Penjelasan Pak Agus itu didukung Pak Djumadi, guru bimbingan dan konseling (BK). Menurutnya, Smapi udah menjalin kerja sama dengan Muspika setempat (Camat, Danramil, dan Kapolsek Pilangkenceng), Disnakertrans, KLK perguruan tinggi negeri dan swasta, serta lembaga pendidikan profesi. Lho, kok dilatih sama tentara dan polisi segala? ‘’Karena cukup banyak anak yang beminat menjadi anggota TNI dan Polri,’’ jelas Pak Djumadi.

Bahkan, menurut bapak empat putra itu, Disnakertrans pernah nggandeng PJTKI datang ke sekolah. Bukan mau pamer TKI lho. Tapi, memberi informasi tentang bursa tenaga profesional yang dibutuhkan perusahaan di luar negeri. Selain itu, KLK perguruan tinggi negeri dan swasta langsung ngadain pelatihan kerja. ‘’Antusiasme siswa luar biasa karena mereka memang merasa membutuhkan,’’ ungkap Pak Djumadi.

Langkah maju Smapi itu klop banget sama kemasan ultah sekolah ke-10 yang digelar gede-gedean. Banyak yang ditampilkan. Mulai dari patrol, parade dongkrek –diikuti kontingen SDN Kedungbanteng 2, SMPN 2 Pilangkenceng, dan Smapi--, wayang kulit, sampai pementasan wayang bening.

Malam puncak perayaan ulang tahun digelar 7 November lalu. Kepala Smapi Pak Agus Supriyanto tak dapat menyembunyikan kegirangannya. Apalagi, kursi undangan penuh sesak. Selain mengundang sejumlah instansi dan tokoh masyarakat, seluruh wali murid kelas X sampai XII diundang semua. Ultah kali ini emang beda dari biasanya. ’’Ini sesuai visi sekolah, yaitu menjadi kepercayaan masyarakat,’’ ungkap Pak Agus.

Menurut Pak Kepsek, ide nampilin wayang dan dongkrek berasal dari siswa. Ee, sekolah lain dan seniman mendukung. Nah, bapak-ibu guru di Smapi akhirnya memilih tut wuri handayani. ‘’Anak-anak ternyata mampu berkreativitas,’’ kata bapak kelahiran 1962 ini.
Even sebesar itu tentunya butuh persiapaan yang nggak main-main dong.

Menurut Chandra Sam, ketua panitia, persiapan memakan waktu satu bulan. Sem –panggilan Chandra Sam— sengaja melibatkan banyak sponsor layaknya event organizer beneran. ‘’Panitia bagi-bagi tugas mencari sponsor. Sering banget ditolak mentah-mentah ketika menawarkan kerja sama, tapi kami tetap semangat,’’ kata Sam. Congratulation dech buat Smapi. (*)

Siaran R-GAS FM Smapi Selalu Ditunggu
‘’MET siang R-GAS Lovers, kamu-kamu tetap bersama R-GAS FM di 104,20 Mhz yang dipancarsiarkan langsung dari Jalan Raya Pilangkenceng 15 Kecamatan Pilangkenceng.‘’ Itu sapaan pertama yang kerap kali terdengar setiap R-GAS FM on air.

Asal tau saja, R-GAS adalah singkatan Radio Generasi Anak Smapi (SMA Negeri 1 Pilangkenceng). Nah, R-Gas Lovers itu sebutan bagi pendengar setia R-GAS FM.
Smapi emang gudangnya yang unik-unik deh. Yang paling gres and ok banget, ya ekstra kurikuler (ekskul) siaran radio itu tadi. Bahkan, sekolah sengaja ngadain diklat tentang seluk-beluk radio, beberapa waktu lalu.

Makanya, anak-anak Smapi kini udah pandai cuap-cuap di depan mik. ‘’Untuk menyiapkan siswa dan siswi kalau kelak ingin bekerja di dunia broadcasting,’’ terang Pak Suwandi, pembina ekskul radio.

Manfaat yang mudah dilihat, anak-anak yang aktif di ekskul radio akan lihai jadi presenter kegiatan di sekolah maupun acara di luar. Mereka tak canggung saat berada di atas panggung dan dilihat banyak orang. ‘’Saya lihat sudah lumayan bagus membawakan acara di berbagai kegiatan,’’ ungkap Pak Suwandi.

Nggak lebay, karena Lia, penyiar senior di R-GAS FM, mengaku pernah ditawarin on air di salah satu stasiun radio ternama di Madiun. Namun, Lia terpaksa menolak lantaran waktunya berbarengan dengan jadwal ujian. ‘’Semakin banyak yang tertarik ekskul radio,’’ ujarnya.

Kata cewek yang hobi nonton bola itu, R-GAS FM punya beberapa acara unggulan. Di antaranya, Curhat Pendidikan yang waktu siarnya Sabtu pukul 19.00 sampai 21.00. Nggak perlu heran kalo Curhat Pendidikan punya banyak pendengar setia.

Nggak heran juga kalo siaran R-GAS FM selalu ditunggu. Apalagi, R-GAS Lovers bebas ngeluarin pendapat and curhat soal pelajaran ‘’Lagian narasumbernya langsung dari bapak ibu guru BK (bimbingan konseling),’’ terang Lia.

Masyarakat Pilangkenceng pun ikut merasakan faedah siaran R-GAS FM. Sebab, pelaku usaha bisa ikut berpromosi. ‘’Selain media hiburan, R-GAS FM bisa menjadi media komunikasi sekolah dengan masyarakat Pilangkenceng dan sekitarnya. Terutama dengan wali murid yang menyekolahkan anaknya di sekolah kami,’’ kata Pak Agus Supriyanto, Kepala Smapi. (*)

Tampil All Out, Juara II
se-Kabupaten Pun Disabet

INI nich prestasi terbaru anak-anak Smapi. Retno Wulandari, Endri Citra, and Medha Arum-- berhasil menyabet Juara II Pembiasaan Bahasa Inggris se-Kabupaten Madiun. Prestasi mereka itu tak urung ikut mengharumkan nama SMAN 1 Pilangkenceng.

Padahal, mereka awalnya nggak terlalu pede gitu. Coz, peserta dari sekolah laen lebih meyakinkan. Apalagi, persiapannya hanya dua minggu. Tapi, Retno, Citra dan Medha mampu menjaga semangat hingga tampil all out. Soal menang atau kalah, itu mah belakangan. ‘’Cuma berharap yang terbaik aja buat penampilan kita,” kata Retno yang juga biasa disapa Wulan ini.

Sebenarnya apa sih yang jadi kiat sukses mereka? ‘’Jelas artikulasinya, keras, and jangan grogi,” jawab Citra. Suara yang keras, tambah Medha, emang ikut jadi penentu. Biar para juri bisa denger semua yang dilafalkan. Waktu latihan dua minggu juga digunakan sebaik-baiknya untuk ngafalin naskah. ‘’Bukan hal mudah mempelajari bahasa Inggris. Aku sendiri nggak nyangka bakal menang,” ujarnya.

Asyiknya lagi, prestasi yang diraih Retno, Citra, and Medha menular ke teman-temannya yang ikut lomba pembiasaan bahasa Jawa. Mereka juga mampu meraih prestasi, walopun cuma juara harapan. Cukup bukti aja bahwa Smapi itu juga bisa disejajarin ama sekolah lain. (*)

Punya Hotspot, Jadi Gak Gaptek Deh
SEKOLAH boleh ndeso, tapi soal teknologi, Smapi nggak mau ketinggalan. Mau bukti? Smapi itu udah punya hotspot. Di mana pun para siswa berada –asal masih ada dalam jangkauan- mereka bisa mengakses internet. ‘’Kalau lagi nongkrong di kantin jadi makin asyik aja karena bisa browsing dan chatting sepuasnya. ” ujar Fani, siswa Kelas X.

Oh ya, hotspot area di Smapi itu juga memudahkan pembelajaran TIK (teknologi informasi komputer). Dijamin deh, anak-anak Smapi nggak gaptek (gagak teknologi). Selain betah berlama-lama di kantin sambil browsing dan chatting, mereka kerasan belajar di lab TIK. ‘’Ini segi positifnya,’’ kata Pak Jangkung Suprianta, guru pembina TIK.

Nggak cuma main-main sama komputer, Smapi pernah menyabet juara 2 Lomba Presentasi Berbasis IT tingkat Karesidenan Madiun lho. Selain itu, meraih Juara 1 Olimpiade Komputer tingkat Kabupaten hingga dipercaya maju ke provinsi. Hebat kan! ‘’Tak disangka, ya karena anak-anak mau belajar teknologi dengan memanfaatkan hotspot,’’ terang Pak Jangkung.

Yach, domisili boleh berada di kampung, soal perkembangan teknologi nggak mau kalah ama anak metropolis. Apalagi, mampu menunjukkan prestasi. (*)

Raih Penghargaan Guru Kreatif dari Pak Bupati
SMAPI emang sekolah mewah, maksudnya mepet sawah. Tapi, jangan salah, kreativitas gurunya nggak kalah sama sekolah yang ada di kota. Seperti yang ditunjukkan Pak Jangkung Supriatna, guru seni budaya dan TIK.

Pak Jangkung ini mampu menciptakan sebuah karya seni yang unik dan bisa jadi yang pertama di dunia. Apaan yach? Pada penasaran kan?!
Adalah wayang bening, karya inovativ Pak Jangkung itu. Disebut begitu karena wayang ini seperti mengeluarkan cahaya. ‘’Ya, kata wayang bening itu muncul spontan aja,’’ kata Pak Jangkung.

Nggak cuma jadi inovasi baru dunia pewayangan, lewat Wayang Bening itu Pak Jangkung mendapatkan penghargaan dari Pak Bupati Madiun. ‘’Alhamdulillah saya mendapatkan penghargaan sebagai guru kreatif pemrakarsa wayang bening yang dserahkan saat upacara Hari Guru dan HUT PGRI di pendopo Kabupaten Madiun 25 November lalu,’’ kata Pak Jangkung.

Wayang bening karya Pak Jangkung ini emang lain dari yang lain. Kalo biasanya wayang ditampilkan di depan layar, ini di belakang layar. Didukung efek pencahayaan, jadinya wayang ini unik banget. ‘’Memang pertunjukkan wayang ini saya buat berbeda, agar anak muda sekarang mau nonton wayang,’’ tambah guru jebolan FKIP Udayana ini.

Lewat wayang bening itu pula pak guru yang wajahnya mirip Ponky Jikustik itu berharap anak muda jaman sekarang peduli pada kelestarian budaya tradisional. Dan, kreativitas bapak yang akrab disapa Pak Jey nggak berhenti di situ aja lho. ‘’Saya akan terus berkarya,’’ ucap pria 38 tahun itu.

Pengen tau nggak kesan warga saat menonton wayang bening? Saat dipentaskan pada perayaan dies natalis Smapi, wayang ciptaan Pak Jey itu bikin masyarakat terkagum-kagum lho. ‘’Weh-weh, wayange apik tenan,’’ ujar salah satu warga Pilangkenceng. ‘’Gila abiez….hebat bener Pak Jey,’’ tambah Chandra, ketua panitia dies natalis SMAN 1 Pilangkenceng. (*)

1 komentar:

SMP POMOSDA Maospati mengatakan...

boleh nih..............
salam kenal dari smp pomosda maospati...........

Posting Komentar

 
Copyright 2009 Exmud Online. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemescreator
Blogger Showcase